Cast : Huan Li Mei
Cho Kyuhyun
Author : miss_young
Genre : Romance
Rated : PG15
Length : series
Story before..
“Annyeong!Ada
yang bisa saya bantu tuan?” Tanya Li Mei hati hati, lelaki itu tak
lantas menjawab. Ia mendongakkan kepalanya menatap Li Mei, laki-laki itu
sedikit terlonjak ketika melihat Li Mei, namun ia dapat menguasai
dirinya dengan cepat. Li Mei terlihat sedikit berpikir ketika melihat
wajah lelaki itu secara dekat.
“Bukankahkau!” pekiknya tertahan.
Chapter 2
Li
Mei menutup mulutnya dengan tangannya agar teriakannya tidak membuat
pengunjung lain terganggu. Dia menatap lelaki itu tajam, matanya seakan
bertanya ‘untuk apa lelaki itu datang ke kedainya’
“Bagaimana
bokongmu? Apa tidak apa-apa?” Tanya lelaki itu dengan nada yang sedikit
mengejek. Mulut Li Mei menganga lebar, ia tidak percaya jika laki-laki
yang ditemuinya 3 hari yang lalu masih bersikap sama seperti pertama
kali mereka bertemu. Menyebalkan. Li Mei memijit keningnya yang terasa
sedikit pusing.
“Mau apa kau datang kemari?” Tanya Li Mei ketus. Lelaki itu mengernyitkan dahinya.
“Tentusaja aku ingin makan ramyeon” jawabnya cuek.
“Hah,aku
tahu itu. Tapi kenapa kau datang ke kedai bibiku, bukankah di Seoul ada
banyak sekali kedai ramyeon! atau jangan-jangan kau sengaja
membuntutiku” tuntut Li Mei.
“Omong
kosong apa yang sedang kau bicarakan!” lelaki itu sedikit menaikkan nada
suaranya, ia sedikit tak suka dengan ucapan yang dilontarkan Li Mei.
“Tak
usah berbicara sekeras itu, telingaku masih berfungsi dengan baik.
Dasar stalker!” rutuk Li Mei tak kalah garang namun dengan suara yang
masih dalam volume rendah. Lelaki itu memalingkan wajahnya, sedikit
senyum sinis tercetak jelas di wajahnya.
“Apa
kau bercanda nona, kau bilang aku stalker? menurutmu apa aku harus
melakukan itu? Ini tempat umum, dan hanya kedai ini yang paling dekat
dengan kantorku. Aku tidak tahu jika kedai ini milik bibimu. Kenapa tak
kau pajang saja fotomu di depan pintu masuk, biar aku tahu dan tak masuk
kesini” Li Mei menggeram, untuk kesekian kalinya laki-laki ini
membuatnya kesal.
Lelaki yang beberapa waktu lalu
terlibat accident kecil dengannya di Chuan Shung. Li Mei berusaha untuk
tetap tenang dan tidak membuat onar di keda ibibinya. Sebenarnya ia
sudah sangat ingin menghajar lelaki di hadapannya ini, tapi mengingat
bahwa lelaki ini juga adalah seorang deputi GM di Chuan Shung dia
mengurungkan kembali niatnya. Dia tidak mau mencari masalah dengan
orang-orang seperti itu.
Li Mei
menghela nafas “Baiklah tuan, andaingin memesan apa?” tanyanya kemudian,
Li Mei mencoba menekan emosinya ke level paling terendah. Lelaki itu
tersenyum, entah senyum seperti apa yang iaperlihatkan.
“Aku pesan ramyeon dan sebotol soju”.
“Baiklah,tunggu sebentar” ujar Li Mei dengan nada ketus. Ia pergi meninggalkan lelaki itu.
Setelah
beberapa menit berlalu, Li Mei datang dengan semangkuk ramyeon dan
sebotol soju. Ia menghampiri lelaki itu yang memang sudah menunggu
pesanannya.
“Ini pesanan anda TUAN!”
Li Mei meletakkan mangkuk ramyoen dan botol soju dengan agak kasar ke
atas meja. Terlihat jelas sekali di raut wajahnya bahwa ia tidak senang
dengan kehadiran lelaki angkuh itu. Lelaki itu hanya tersenyum tipis
melihat tingkah Li Mei.
“Bisakah kau bertindak sedikit lebih sopan?” Li Mei menghembuskan nafasnya dengan kasar,ia menatap tajam ke arah lelaki itu.
“Jika
kau berharap aku melakukan hal itu, maka kau harus bersiap-siap untuk
kecewa!” Skak MAT, lelaki itu terdiam. Rahangnya sedikit mengeras,
pertanda bahwa emosinya sudah mulai naik. Tapi dia mencoba untuk tetap
tenang. Lelaki itu tak ingin berbicara lagi, lagipula siapa yang peduli
dengan tingkah gadis itu. Dia menyambar mangkuk ramyeon dan segera
memakannya dengan lahap. Tanpa permisi Li Mei pun meninggalkan lelaki
itu seorang diri. Ia sudah cukup kesal dengan kedatangan lelaki itu yang
membuat mood nya berubah 180 derajat, tapi dia juga sudah cukup merasa
puas karena bisa membalikkan kata-kata yang pernah dilontarkan lelaki
itu padanya. Li Mei tersenyum evil.
~00~
Sudah
pukul 11 malam, tapi kedai belum juga tutup. Penyebab semua ini adalah
karena lelaki itu. Belum ada tanda-tanda dia akan meninggalkan kedai,
sudah dua botol soju habis ia tenggak dan sekarang dia memesan botol ke
tiga. Li Mei yang melayaninya sudah tak habis pikir dengan laki-laki
yang selalu membuatnya kesal tersebut. Bahkan bibinya sudah pulang
setengah jam yang lalu, dan dia bilang pada bibinya bahwa dia yang akan
menutup kedai ini.
“Hei Tuan Deputi,
sampai kapan kau akan terus berada di sini!” teriaknya frustasi. Lelaki
yang ia teriaki itu tak menyahut sama sekali. Ia terus saja menenggak
botol sojunya. Li Mei menatap lelaki itu dengan geram, ia mengambil
posisi duduk di depan lelaki itu.
“Sebenarnya kau ini kenapa?” nada suara Li Mei berubah pelan. Ia juga sudah lelah berteriak-teriak.
“Apanya yang kenapa?” lelaki itu malah balik bertanya.
“Kenapa
kau mabuk seperti ini? Ada masalah apa?” tanyanya sekali lagi, lelaki
itu tak menjawab ia malah tertawa. Sepertinya laki-laki ini benar-benar
sudah mabuk. Li Mei memperhatikan penampilan lelaki di hadapannya ini,
sungguh sangat berbeda ketika pertama kali mereka bertemu. Walau lelaki
ini masih terlihat tampan, tapi wajahnya yang biasanya terlihat dingin
mendadak terlihat begitu lemah. Mata teduhnya seakan mengisyaratkan jika
masalah besar tengah menderanya. Li Mei masih memperhatikan lelaki itu.
Tanpa pikir panjang, ia segera merebut botol soju dari tangan lelaki
itu.
“Sudahlah, jangan minum lagi.
Kau sudah sangat mabuk!” lelaki itu tak terima, ia mencoba merebut
kembali botol soju yang diambil Li Mei.
“Hei
kau! Kembalikan botolku, itu milikku!” teriaknya, tangannya berusaha
menggapai botol soju dari tangan Li Mei. Tapi Li Mei tak membiarkan dia
mengambilnya. Lelaki itu bangkit dari duduknya, lalu berjalan dengan
sempoyongan ke arah LiMei. Li Mei yang menyadari bahwa sebentar lagi
akan ada bahaya menghampirinya, segera bangkit dan menjauhkan dirinya
dari lelaki itu.
“Hyak,michisseo!
Mau apa kau? Jangan mendekat!” teriaknya memperingatkan laki-lakiitu
agar tidak mendekat, tapi karena sudah mabuk berat laki-laki itu tak
menggubris peringatan Li Mei, ia tetap berusaha merebut botol soju itu.
“Aku
bilang kembalikan. Itu milikku!” lelaki itu terlihat marah, matanya
berkilat-kilat. Ia terus mendekat ke arah Li Mei. Li Mei sedikit
ketakutan, ia terus memundurkan badannya. Bagaimanapun juga saat ini ia
tengah berhadapan dengan seseorang yang sedang mabuk, dan keadaan ini
tidak cukup baik untuknya.
“Aku
bilang berhenti disitu!” ulang Li Mei lagi, lelaki itu tak bergeming.
Semakin lama dirinya semakin mendekat ke arah Li Mei, dan sialnya Li Mei
tak bisa bergerak mundur lagi. Tubuhnya sudah terpojok pada dinding.
Lelaki itu menatap tajam ke manik mata milik Li Mei, Li Mei menahan
nafas. Tatapan mata lelaki itu begitu menusuk ke jantungnya. Ada
kemarahan namun juga kepedihan yang tersorot dari mata lelaki itu.
“k-kau
mau apa?” Tanya Li mei gugup, tubuhnya menegang dan tak bisa bergerak
sama sekali, masih dengan tatapan tajamnya, lelaki itu sudah berada
sangat dekat dengan Li Mei. Bahkan Li Mei bisa merasakan hembusan nafas
lelaki itu diwajahnya. Li Mei memalingkan tatapannya dan menutup kedua
matanya, dia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini,
tapi tiba-tiba….
Bruuuuk
Lelaki
itu ambruk ke lantai, Li Mei membuka matanya dan memicingkan matanya.
ia menghembuskan nafas lega ketika mendapati tubuh lelaki itu sudah
tergeletak dibawah kakinya. Li Mei berjongkok untuk mengecek keadaan
lelaki itu.
“Sebenarnya apa yang terjadi pada namja gila ini” gerutunya.
“Hey,bangunlah!
Jangan tidur di sini!” Li Mei menepuk-nepuk pipi lelaki itu agar
terbangun, tapi sepertinya itu tak berpengaruh apapun.
“Aku mohon jangan lakukan itu padaku” lelaki itu meracau tak jelas.
“Sepertinya aku tak melakukan apa-apa”, gumam Li Mei.
Li
Mei menatap lekat wajah lelaki itu, wajahnya terlihat begitu lelah. Ada
setitik bulir bening jatuh di sudut mata lelaki itu. Li Mei sedikit
merasa iba melihat kondisi lelaki itu. Li Mei menghela nafas panjang,
hari ini adalah hari yang paling melelahkan untuknya.
Li
Mei masih diam dan berpikir, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan
pada lelaki ini. Dia tidak tahu tempat tinggal lelaki ini. Bagaimana
cara dia mengantarkannya. Seperti ada lampu yang menyala di otaknya, ia
merogoh saku jas lelaki itu untuk mencari-cari dompet dan tanda
pengenalnya. Dia tak menemukan apapun di saku jasnya, ia mulai merogoh
saku celananya, dan dapat! Untung saja lelaki itu sedang tidak sadar.
Jika tidak, mungkin dia akan menuduh Li Mei yang macam-macam. Dengan
mengabaikan kesopansantunan, Li Mei membuka dompet yang ditaksir
harganya jutaan won itu dengan hati-hati. Ini adalah keadaan yang
mendesak menurutnya, jadi tidak apa-apa jika dia menggeledah dompet
orang lain.
“Kelihatannya dia
benar-benar kaya” gumamnya. Dompet tersebut berisi uang jutaan won,
ditambah credit card dan juga debit card yang terlihat berjajar di dalam
dompet. Li Mei menemukan sebuah kartu nama, ia mengambilnya dan
membacanya dengan keras.
“Cho
Kyuhyun ~ Deputi GM Chuan Shung. Jadi namanya Cho kyuhyun” Li Mei
kembali menggeledah dompet lelaki itu dan menemukan tanda pengenalnya.
Dia membaca alamat yang tertera di kartu tanda pengenal tersebut.
“Dia
tinggal di daerah Cheongdam-dong. Jauh sekali, bagaimana aku
mengantarnya?” Li Mei terlihat berpikir, dia menengok ke arah luar dan
sebuah mobil terparkir rapi di depan halaman kedai.
Li
Mei sebenarnya bisa menyetir, tapi ini sudah malam, lagipula dia tidak
tahu jelas letak tempat tinggal lelaki yang bernama kyuhyun ini. Tapi
membiarkan dan meninggalkannya sendiri seperti ini juga jelas tidak
mungkin. Li Mei mengembalikan dompet itu ke tempat asalnya, dan ia
menemukan sebuah handphone. Li Mei mengambilnya, mungkin saja ada
seseorang yang bisa dihubunginya. Handphone layar sentuh yang
kelihatannya mahal itu sudah berada di genggaman Li Mei. Li Mei mengusap
layar untuk membuka kunci, dan gambar seorang wanita cantik terlihat di
bagian depan layar handphone.
“Apa dia yeojachingunya? Cantik sekali” gumamnya.
Li
Mei mencari nomor di panggilan terakhirnya dan nama Park Hye Jin adalah
orang yang terakhir kali dihubungi Kyuhyun. Li Mei menghubungi
seseorang bernama Hye Jin, tapi ia harus merasakecewa karena
panggilannya malah dialihkan ke kotak suara. Li Mei tak menyerah, ia
kemudian menekan angka 1 dan ternyata nama Park Hye Jin lagi yang
muncul.
“Aish, benar-benar
menyebalkan, sebenarnya siapa Park Hye Jin ini. Kenapa dia tidak bisa
dihubungi?” Li Mei kembali mencari nomor-nomor yang bisa dihubungi
dikontak telpon Kyuhyun.
“Lee
Sungmin, direktur Min” Li Mei membaca satu persatu nama-nama yang
tertera dilayar dengan keras. Tapi dia tidak mengenal nama-nama itu,
siapa yang harus iahubungi.
“Eomma!”
teriaknya senang, tapi haruskah ia memberitahu ibu Kyuhyun sementara
anaknya sedang dalam keadaan tidak sadar karena mabuk berat. Li Mei
mengurungkan niatnya untuk menelpon, ia memasukkan kembali handphone ke
dalam saku jas Kyuhun.
“Benar-benartidak membantu” keluh Li Mei.
Li
Mei mencari sesuatu lagi di dalam saku jas Kyuhyun dan ia mendapatkan
sebuah kunci yang kelihatannya itu kunci mobil Kyuhyun. Li Mei
mengangkat tubuh Kyuhyun yang masih setengah sadar itu untuk berdiri
lalu dia memapahnya menuju dimana mobilnya diparkir, dengan susah payah
akhirnya ia bisa membawa Kyuhyun menuju mobil walau harus sedikit
diseret. Li Mei memasukkan Kyuhyun dan mendudukkannya di kursi
penumpang. Setelah dia menutup kedai, ia pun berlari dan duduk di
belakang kemudi.
“ChoKyuhyun, kau benar-benar menyusahkan!” ucap Li Mei sebelum menghidupkan mesin mobil dan memacu mobilnya meninggalkan kedai.
@Mark-Hills Apartment at 12.00 p.m.
Li
Mei keluar dari dalam lift, masih dengan keadaan memapah tubuh Kyuhyun.
Dia berjalan dengan tertatih menuju pintu apartment Kyuhyun. Setelah
mencari tahu, akhirnya Li Mei bisa menemukan apartment yang Kyuhyun
tinggali yaitu sebuah apartment mewah bernama Mark-Hills yang terletak
di daerah Cheongdam-dong.
Pintu apartement Kyuhyun
sudah menggunakan smartlock door sehingga Li Mei hanya perlu menempelkan
sebuah kartu pada sensor otomatis dan pintupun terbuka. Untung saja dia
paham dengan hal seperti itu, jadi sebelum sampai di apartmen Kyuhyun
ia sudah mengambil kartu itu dari dompet Kyuhyun.
Li Mei membuka pintuitu lebar-lebar dengan satu tangannya, karena
tangan satunya lagi ia pakai untuk memegangi tubuh Kyuhyun. Li Mei
membawa Kyuhyun masuk, ia mencari tombol lampu dengan meraba-raba
dinding di sampingnya. Akhirnya ia bisa menemukanya dan lampupun
menyala. Kini ia bisa melihat dengan jelas ruangan yang ada
dihadapannya. Apartemen Kyuhyun begitu luas, semuanya berwarna putih,
terkesan begitu elegant.
Tak
ingin membuang waktu, Li Mei segera mencari letak kamar Kyuhyun. Harus
dengan usaha yang begitu besar untuk membawa tubuh berat Kyuhyun sampai
di kamarnya. Li mei menghempaskan tubuh tak berdaya Kyuhyun ke ranjang
King size milik Kyuhyun. Akhirnya ia bisa bernafas lega, Li Mei sedikit
meregangkan otot-ototnya. Ia membenarkan letak kaki Kyuhyun yang
menjuntai kebawah. Tak lupa ia membuka sepatu dan kaos kaki yang
dikenakan Kyuhyun, setelah itu ia menyelimuti Kyuhyun dengan selimut
yang memang sudah tersedia. Untuk sesaat dia memandangi wajah polos
Kyuhyun yang sedang tertidur dan tanpa sadar ia menyunggingkan sebuah
senyum. Tiba-tiba saja, jantungnya berdetak lebih cepat.
“Apa-apaan
ini?” Li Mei memegangi dadanya. “Sepertinya aku harus segera pergi dari
sini” Li Mei menggeleng-gelengkan kepalanya. Buru-buru dia pergi dari
apartemen Kyuhyun karena dia pikir tugasnya sudah selesai. Namun tanpa
dia sadari, dia menjatuhkan kalungnya tepat di kamar Kyuhyun.
~**~
Kyuhyun
mengerjap-ngerjapkan matanya ketika wajahnya tertimpa cahaya matahari
yang masuk melalui celah jendela kamarnya. Perlahan-lahan matanya
terbuka, ia mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang ada.
Setelah beberapa detik, akhirnya ia bisa melihat dengan jelas. Kyuhyun
bangkit dari tidurnya namun ia belum meninggalkan tempat tidur, ia masih
duduk di atas tempat tidurnya sambil menyandarkan bahunya di kepala
tempat tidur. Kyuhyun sedikit memijat keningnya yang masih terasa sakit
akibat mabuk semalam. Ia merasa jika tadi malam dia sedang berada di
sebuah kedai ,kenapa pagi ini dengan tiba-tiba dia terbangun di tempat
tidurnya. Kyuhyun mencoba mengingat kejadian semalam, seingatnya tadi
malam dia sedang bertengka rmemperebutkan soju dengan gadis yang
ditemuinya beberapa hari yang lalu dan setelah itu dia tidak ingat
apa-apa lagi.
“Apa gadis itu yang membawaku pulang?” gumamnya. Kyuhyun merogoh saku jas dan juga saku celananya.
“Syukurlah,tidak
ada yang hilang” ucapnya lagi ketika dirasa tidak ada satu barangpun
yang hilang. Kyuhyun berdiri, ia ingin membersihkan dirinya. Bau alkohol
tampak menyeruak dari tubuhnya mengganggu indera penciumannya,
tampaknya ia harus segera pergi ke kamar mandi. Kyuhyun melangkahkan
kakinya menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamarnya, tapi
dia berhenti ketika dirasakannya ia menginjak sesuatu. Kyuhyun melihat
kearah bawah, ia memungut sebuah kalung dari bawah kakinya.
“LiMei”
bacanya, kalung dengan liontin bertuliskan nama Li Mei kini berada
dalam genggaman tangannya. Kyuhyun kembali berjalan ke arah kasur king
size miliknya,ia membuka laci dan memasukkan kalung itu ke dalamnya.
Setelah itu ia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi,
meneruskan niatnya semula.
~**~
Kyuhyun
sudah selesai membersihkan dirinya, ia sedang berdiri di depan sebuah
cermin besar. Celana hitam panjang, kemeja warna putih serta jas
berwarna merah marun sudah menempel di tubuhnya, tak ketinggalan dasi
berwarna senada dengan jas juga ikut melengkapi penampilannya. Rambut
yang tadi masih acak-acakan kini sudah tersisir dengan rapi. Ketampanan
Kyuhyun berkali-kali lipat dari sebelumnya. Kyuhyun sedang mengancingkan
jas nya, ketika tiba-tiba handphone yang berada di nakas samping tempat
tidurnya berbunyi.
Kyuhyun berjalan dengan santai dan
meraih handphonenya. ‘Lee Sungmin’, sebuah panggilan dari seseorang
bernama Lee Sungmin. Kyuhyun menyentuh tombol hijau.
“Yoboseyo” ucap Kyuhyun ketika ia sudah menempelkan handphone di telinga kanannya.
“Sajangnim, apakah anda tidak akan ke kantor hari ini” Tanya seseorang yang bernama LeeSungmin dari seberang sana.
“Aku akan kesana. Tapi mungkin aku akan terlambat, tolong kau urus dulu pekerjaanku asisten Lee”
“Baiklah sajangnim, maaf sudah mengganggumu”
“Ya”
Kyuhyun memutuskan sambungan telpon, handphone yang ada di tangannya ia
masukkan ke saku jas nya, lalu kembal iia merapikan dirinya. Setelah
selesai memakai sepatu, ia menyambar kunci mobil yang tergeletak di ata
smeja lalu keluar begitu saja meninggalkan apartementnya.
@Chuan Shung Corp at 10 a.m.
Dengan
wajah yang begitu datar dan juga dingin Kyuhyun berjalan memasuki
gedung Chuan Shung, karyawan yang berpapasan dengannya terlihat menyapa
dan membungkukkan badannya. Tapi Kyuhyun tak sedikitpun membalas sapaan
mereka, bahkan sedikit senyumpun tak pernah tersungging di wajah
tampannya itu. Semua pegawai yang bekerja di kantor ini sudah tahu akan
tabiatnya yang dingin dan juga tak ramah. Mereka memaklumi karena
Kyuhyun adalah seorang pebisnis yang berkompeten, ia tidak ada waktu
untuk mengurusi masalah kesopansantunan atau apapun itu. Yang dia
pikirkan adalah bagaimana caranya ia bisa memajukan perusahaan dan
bekerja setiap waktu.
Kyuhyun juga tak pernah
menyadari tatapan-tatapan para karyawati yang begitumemuja
ketampanannya, gayanya yang terkesan dingin itu merupakan daya tarik
tersendiri bagi mereka. Mereka bilang jika Cho Kyuhyun adalah mutiara
dari kutub selatan, begitu dingin dan menawan. Untuk meraihnya saja
perlu perjuangan yang begitu keras.
Kyuhyun
sudah tiba di ruangannya, di situ sudah ada Lee Sungmin yang tampaknya
sedang menyelesaikan beberapa berkas. Ia menghentikan pekerjaannya
ketika Kyuhyun tiba, ia pun membungkukkan badannya.
“Sajangnim,
ada berkas-berkas yang harus anda tanda tangani” ucapnya lagi, pria
bermata kecil itu terlihat begitu menghormati atasannya itu.
“Baiklah,
kau simpan saja di mejaku. Dan kau boleh pergi” Kyuhyun berjalan ke
arah meja kerjanya, Lee Sungminpun membereskan dokumen-dokumen itu dan
meletakkannya diatas meja kerja Kyuhyun. Setelah selesai, iapun segera
berjalan ke arah luar.
“Tunggu!” Kyuhyun menahan Lee sungmin.
“Iya sajangnim” Sungmin berbalik dan menatap atasannya itu. Kyuhyun nampak ragu,tapi kemudian ia meneruskan ucapannya.
“Gadis
bernama Li Mei, apakah dia tercatat sebagai pelamar kerja di perusahaan
ini. Aku ingin kau memeriksanya, setelah itu kau laporkan padaku” titah
Kyuhyun.
“Ah, baiklah
sajangnim” Sungmin sendiri tidak mengerti dengan perintah atasannya itu.
Tidak biasanya atasannya itu memintanya untuk mencari tahu siapa saja
yang melamar ke perusahaan ini, biasanya dia orang yang tak mau tahu
dengan hal itu. Tapi Lee Sungmin hanya bisa melaksanakan perintah
Kyuhyun tanpa ingin bertanya lebih jauh lagi. Ia tahu jika sesuatu yang
berhubungan dengan Kyuhyun pastilah sesuatu yang sangat penting.
Kembali
Sungmin membungkukkan badannya, dan iapun berlalu dari hadapan Kyuhyun.
Kyuhyun duduk di kursinya, ia nampak termangu. Entah apa yang sedang
dipikirkannya. Kyuhyun merogoh saku jasnya untuk mengambil handphone
nya, dia hanya memainkan handphone tersebut. Ia pandangi foto seorang
gadis yang ia jadikan wallpaper di ponselnya tersebut.
“Haruskah
aku menghubunginya?” gumamnya pelan, Kyuhyun mengetik sebuah nama ‘Park
HyeJin’. Ia akan menyentuh tombol hijau, namun ia mengurungkan niatnya.
Ia tampak berpikir sekali lagi, akhirnya ia memilih untuk mengirimkan
sebuah pesan singkat. Berkali-kali ia mengetik lalu menghapusnya lagi.
‘bisakah
kita bertemu?’ akhirnya kalimat itulah yang ia kirimkan. Kyuhyun
menunggu balasan dengan gelisah. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas
meja, dan sesekali menggigiti bibir bawahnya.
Ponsel
Kyuhyun berbunyi, Kyuhyun segera melihat layar ponselnya. Terlihat nama
dari si pengirim pesan. Kyuhyun membuka pesan tersebut dengan perasaan
tak menentu. Setelah membaca isi pesan tersebut, raut wajahnya berubah
menjadi raut wajah kecewa. Kyuhyun membuang asal ponselnya ke atas meja
sehingga sedikit menimbulkan bunyi yang keras. Ia menutupi wajahnya
dengan kedua tangannya.
“Arggggghhhh!” teriaknya frustasi.
T.B.C
Desclaimer
: ff ini murni dari imajinasi author, sedikit terinspirasi dari drama
taiwan yang berjudul miss rose. Nama tempat dan lainnya hanya fiktif
belaka, jika ada kesamaan itu tidak disengaja.
So, don't bash and don't be plagiat and Happy readin
0 komentar:
Posting Komentar